ANALISIS KAJIAN INTERTEKSTUAL PADA NOVEL DIBAWAH LINDUNGAN KA’BAH KARYA HAMKA DAN SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI
Main Article Content
Abstract
Novel "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli dan "Di Bawah Lindungan Ka'bah" karya Hamka
sama-sama menggambarkan realitas sosial dan konflik moral dalam masyarakat Indonesia
pada awal abad ke-20. Dengan pendekatan intertekstual, kedua karya ini dapat dianalisis
dari segi tema, karakter, dan simbolisme yang saling berkaitan. "Siti Nurbaya" menyoroti
perlawanan seorang wanita terhadap norma patriarkal dan ekspektasi sosial, di mana Siti
Nurbaya harus menghadapi penderitaan akibat cinta yang terhalang. Di sisi lain, "Di Bawah
Lindungan Ka'bah" menggambarkan nilai-nilai religius dan etika dalam hubungan
antarindividu, dengan tokoh utamanya, Hamid, yang berjuang untuk menggapai cinta
sejatinya di tengah tantangan kehidupan. Kedua novel ini menunjukkan dilema moral dan
perjuangan individu dalam mempertahankan cinta dan integritas di tengah tekanan
masyarakat. Melalui simbol-simbol seperti Ka'bah dalam novel Hamka dan pernikahan
paksa dalam novel Marah Rusli, keduanya mengeksplorasi tema ketidakberdayaan dan
harapan. Dengan demikian, analisis intertekstual ini memperlihatkan bagaimana kedua
penulis merespons konteks sosial yang sama, meskipun dengan pendekatan yang berbeda,
dan bagaimana tema cinta, pengorbanan, dan ketidakadilan tetap relevan dalam diskursus
sastra Indonesia.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.