Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Memecahkan Masalah Matematik Berdasarkan Gaya Belajar
DOI:
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v9i1.601Keywords:
Berpikir Kritis, Gaya Belajar, Matematika, Critical Thinking, Learning Style, MathematicsAbstract
Berpikir kritis merupakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan masalah matematik berdasarkan gaya belajar David Kolb. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling, dengan mempertimbangkan peserta didik yang mampu mengerjakan tes dengan memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis matematis untuk mewakili setiap tipe gaya belajar David Kolb. Teknis analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian diperoleh bahwa peserta didik SD (diveger), SAs (assimilator), SK (konverger), dan SAk (akomodator) mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis matematis menurut Ennis yang digunakan pada penelitian ini yaitu elementary clarification, strategies & tactis, advance clarification, dan inference. Namun, pada indikator elementary clarification terdapat perbedaan antara SD, SAs, SK, dan SAk dalam memfokuskan pertanyaan dari beberapa unsur yang diketahuinya.
Critical thinking is a cognitive skill or strategy in setting goals. Each student has a different learning style. The purpose of this study is to describe the students' critical thinking skills in solving mathematical problems based on David Kolb's learning style. The approach in this study uses a qualitative approach. The selection of subjects in this study was based on purposive sampling, taking into account students who were able to take the test by fulfilling all the indicators of mathematical critical thinking ability to represent each type of learning style David Kolb. Data analysis techniques used include data reduction, data presentation, and data verification. The results obtained that elementary school students (diverge), SAs (assimilator), SK (convertor), and SAk (accommodator) can meet all the indicators of mathematical critical thinking skills according to Ennis used in this study, namely elementary clarification, strategies & tactics, advance clarification, and inference. However, in the elementary clarification indicator, there are differences between SD, SAs, SK, and SA in focusing questions from some of the elements he knows.
References
Afriansyah, E. A. (2015). Students' Misconception in Decimal Numbers. International Seminar on Teacher Education 1st ISTE UIN Suska Riau.
Damayanti, R., & Afriansyah, E. A. (2018). Perbandingan Kemampuan Representasi Matematis Siswa antara Contextual Teaching and Learning dan Problem Based Learning. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 7(1), 30-39.
DePorter & Hernacki. (2010). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Edo, S. I., & Samo, D. D. (2017). Lintasan Pembelajaran Pecahan Menggunakan Matematika Realistik Konteks Permainan Tradisional Siki Doka. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(3), 311-322.
Ennis, R. H. (1985). A logical basis for measuring critical thinking skills. Educational Leadership, 43(2), 44—48. Retrieved from https://pdfs.semanticscholar.org/80a7/c7d4a98987590751df4b1bd9adf747fd7aaa.pdf
Ennis, R. H. (2009). Critical thinking assessment. Theory Into Practice, 32(3), 179—186. DOI: 10.1080/00405849309543594.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Ghufron, M. N. & Risnawita, R. (2014). Gaya belajar: Kajian Teoretik. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar.
Hendriana, H. & Soemarmo, U. (2017). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Jamilah, I. (2018). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ditinjau dari Gaya Belajar menurut David Kolb. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi.
Mahardiningrum, A. S., & Ratu, N. (2018). Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga Ditinjau dari Berpikir Kritis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 75-84.
Nurhikmayati, I., & Jatisunda, M. G. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Scientific yang Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 49-60.
Kolb, A. Y & Kolb, D. A. (2005). Learning styles and learning spaces: Enhancing experiential learning in higher education. Academy of Management, 4(2), 193-212.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya
Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Indonesia: Alfabeta.
Syahbana, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SMP melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jurnal Edumatica, 2(1), 45-57.
Tarlina, W. H., & Afriansyah, E. A. (2016). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Creative Problem Solving. Eduma: Mathematics Education Learning and Teaching, 5(2), 42-51.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.