Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa melalui Creative Problem Solving
DOI:
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v9i1.596Keywords:
Creative Problem Solving, Berpikir Kreatif Matematis, kuasi eksperimen, Mathematical Creative Thinking, quasi-experimentsAbstract
Berbagai penelitian mengemukakan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah. Siswa hanya mencontoh apa yang dikerjakan guru, tanpa makna, sehingga dalam menyelesaikan soal, siswa menganggap cukup mengerjakan seperti apa yang dicontohkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris serta mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan penggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan satu kelas sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes uraian yang diberikan sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran, dengan pokok bahasan materi fungsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 25 Garut dengan sampel satu kelas yaitu, kelas X MIA 3 sebanyak 32 siswa, diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara statistik peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis kelas Creative Problem Solving bartaraf sedang, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan model Creative Problem Solving.
Different studies propose that students' mathematical creative thinking abilities are still weak. Students only imitate what the teacher is doing, without meaning, so that in solving problems, students assume enough to do as what is explained. The objective of this study is to obtain empirical evidence and find out how to enhance students' mathematical creative thinking abilities by using the Creative Problem-Solving learning model. The study method is a quasi-experiment with one class as an experimental class. The instrument was in the form of a test item given before and after the learning model was performed, with the subject theme functioning. The population in this study were all students of class X SMAN 25 Garut with a sample of one class that is, class X MIA 3 as many as 32 students, taken by purposive sampling. The outcomes of the study revealed that statistically increasing the ability to think mathematically in a creative class of moderate problem-solving problem, it can be assumed that there was an improvement in students' mathematical creative thinking ability using the model of creative problem-solving.
References
Afriansyah, E. A. (2012). Design Research: Konsep Nilai Tempat pada Penjumlahan Bilangan Desimal. Tesis yang tidak dipublikasikan berasal dari Beasiswa DIKTI dengan program IMPoME (International Master Program on Mathematics Education). Universitas Sriwijaya Palembang–Universitas UTRECHT Belanda.
Afriansyah, E. A. (2013). Penjumlahan Bilangan Desimal Melalui Permainan Roda Desimal. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 233-240, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Afriansyah, E. A. (2014). What Students’ Thinking about Contextual Problems is. Innovation and Technology for Mathematic, International Seminar on Innovation in Mathematics and Mathematics Education, 279-288, Departement of Mathematics Education Faculty of Mathematics and Natural Science Yogyakarta State University.
Afriansyah, E. A. (2015). Qualitative Became Easier with ATLAS.ti. International Seminar on Mathematics, Science, and Computer Science Education MSCEIS 2015 Universitas Pendidikan Indonesia.
Afriansyah, E. A. (2016). Enhancing Mathematical Problem Posing via Realistic Approach. International Seminar on Mathematics, Science, and Computer Science Education MSCEIS.
Afriansyah, E. A. (2017). Problem Posing sebagai Kemampuan Matematis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 163-180. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v6i1.303
Afriansyah, E.A., Puspitasari, N., Luritawaty, I., Mardiani, D., & Sundayana, R. (2019). The analysis of mathematics with ATLAS.ti. Journal of Physics: Conference Series 1402 (7), 077097.
BSNP. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Damayanti, R., & Afriansyah, E. A. (2018). Perbandingan Kemampuan Representasi Matematis Siswa antara Contextual Teaching and Learning dan Problem Based Learning. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 7(1), 30-39.
Dewi, S. S. S., & Afriansyah, E. A. (2018). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran CTL. JIPMat, 3(2).
Fatwa, V. C., Septian, A., & Inayah, S. (2019). Kemampuan Literasi Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3), 389-398. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i3.535
Gais, Z., & Afriansyah, E. A. (2017). Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal High Order Thinking Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis Siswa. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 255-266. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v6i2.313
Huda, M. (2011). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Novi. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
Lestari, T. P., & Sofyan, D. (2013). Perbandingan Kemampuan Proses Pemecahan Masalah Antara Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Creative Problem Solving dan Konvensional. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 179–190.
Luritawaty, I. P. (2019). Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematik melalui Pembelajaran Take and Give. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(2), 239-248. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i2.378
Maryanti, A. (2012). Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen dan Non-Eksperimen Berbasis Inquiri Terstruktur Pada Sub-pokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia. Tidak diterbitkan, Bandung.
Pangestu, N. S., & Yunianta, T. N. H. (2019). Proses Berpikir Kreatif Matematis Siswa Extrovert dan Introvert SMP Kelas VIII Berdasarkan Tahapan Wallas. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(2), 215-226. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i2.472
Pepkin, K. L. (2004). Creative Problem Solving in Math. http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04. Diakses pada tanggal 26 Juli 2018.
Prayoga, S. (2013). Pengembangan Teknik Presentasi dan Diskusi pada pembelajaran. Journal Pendidikan, 2(3), 12-14.
Rahmi, I. (2015). Realistic Mathematics Education: Model Alternatif Pembelajaran Matematika Sekolah. JKPM IAIN, 1(2), 3–5.
Ridia, N. S., & Afriansyah, E. A. (2019). Perbandingan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa melalui Auditory Intellectualy Repetition dan Student Teams Achievement Division. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3), 515-526. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i3.509
Setyanta, Y. B. (2013). Media Pembelajaran Berbasis Internet. E-Journal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 1(2), 7.
Sumarmo, U. (2013). Berfikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Pada kumpulan makalah Jurusan Pendidikan Matematika UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Tarlina, W. H., & Afriansyah, E. A. (2016). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Creative Problem Solving. EduMa: Mathematics Education Learning and Teaching, 5(2), 42–51. Retrieved from http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme/article/view/269/255
Teti, H. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMK serta Pengembangan Edukasi Diri Melalui Pengembangan Model Discovery Lerning. UPI Bandung.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.