Perbandingan Kemampuan Proses Pemecahan Masalah Antara Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dan Konvensional
Studi Penelitian di SMA Negeri 19 Garut
DOI:
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v2i3.302Keywords:
kemampuan proses pemecahan masalah matematis, creative problem solving, CPS, konvensionalAbstract
This study aims to determine the ratio between the problem-solving ability of students to use learning model Creative Problem Solving (CPS) with Conventional of the students SMAN 19 Garut. The method used in this study is quasi-experimental method with two groups of students, as the experimental group is the group of students who get teaching Creative Problem Solving (CPS) and the control group is the group of students who received conventional learning. The instrument used in this study is a written test with a description of the subject form the Differential Function. The population in this study were all students of class XI of SMAN 19 Garut with the sample selected class XI IPA-3 and XI IPA-4. From the results of preliminary tests of normality test (pretest), initial test scores obtained in the experimental class are not normally distributed so that the test followed by Mann Whitney test and obtained zcounting = 2.73 and ztable = 1.96 thus zcounting > ztable, or zcounting be outside the acceptance of the null hypothesis can be concluded that the average ability of students beginning the experimental class and the control class was different. Proceed with the test and the normalized gain of normality test results and that both classes are not normally distributed then proceed with the Mann witney test. Retrieved zcounting = 2.61 and = ztable 1.96 thus zcounting > ztable then Ho is rejected. Thus, it can be concluded that the mathematical problem-solving ability among students who received learning model Creative Problem Solving (CPS) is better than the students who received conventional learning models. This is because teaching Creative Problem Solving (CPS) students are more active, creative and innovative in finding solutions to any given problem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Konvensional pada siswa SMAN 19 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan dua kelompok siswa, sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan kelompok kontrol yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk uraian dengan pokok bahasan turunan fungsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 19 Garut dengan sampel kelas yang dipilih yaitu XI IPA-3 dan XI IPA-4. Dari hasil uji coba normalitas tes awal (pretes), diperoleh skor tes awal pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji Mann Withney dan diperoleh zhitung = 2,73 dan ztabel=1,96 dengan demikian zhitung > ztabel, atau zhitung berada diluar penerimaan hipotesis nol di dapat kesimpulan bahwa rata-rata kemapuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda. Dilanjutkan dengan uji gain ternormalisasi dan dari hasil uji normalitas dan ternyata kedua kelas tidak berdistribusi normal maka pengujian data dilanjutkan dengan uji mann witney. Diperoleh zhitung = 2,61 dan ztabel= 1,96 dengan demikian zhitung > ztabel maka Ho ditolak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam mencari solusi dari setiap masalah yang diberikan.
References
Abidin, M.Z. (2011). Modul Matematika Teori Belajar Polya. [Online]. Tersedia :http://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajar-polya.pdf. [31 Desember 2012]
Aldo. (2009). Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Media CD. [Online]. Tersedia: http://kangaldo. blogspot.com/2009/07/keefektifan-model-pembelajaran-creative.html [20 Januari 2013]
Dimyati. (1994). Belajardan Pembelajaran. Jakarta: CV. RinekaCipta.
Gulo, W. (2002). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kusmawan, W.. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berfikirdan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Madrasah Aliyah dengan Menggnakan Metode Investigasi Kelompok. Tesis pada Jurusan Pendidikan Matematika Pasca Sarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Matin, Y.A.. (2011). Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik antara Siswa yang Mendapatkan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Treffinger. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Garut: Tidak diterbitkan.
Offirstson, T.. (2012). Pembelajaran Geometri dengan Metode Inkuiri Berbantuan Software Cinderela untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis. Tesis pada Jurusan Pendidikan Matematika Pasca Sarjana UPI : Tidak diterbitkan.
Ruseffendi. (2006). Mengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Mengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Septiana, T. (2009). Perbedaan Prestasi Belajar Matematika antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran Konvensional. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Garut: Tidak diterbitkan.
Wulandari, R.A.. (2009). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Teknik Two Stay - Two Stray (TS-TS) terhadap Kreativitas dan Ketuntasan Belajar Siswa. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2013 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.